Memantau sikap Empat wartawan 06.34

Menanti update. Asap mengepul membentuk lingkaran kecil . Teh itu masih panas, tapi bibirku terasa gatal. Kuhirup seteguk, “ aduh… “ teriakku… “ sapa suruh,’ kata merah. Mo marah salah juga… 

“ Sudah ada kabar mereka tidak datang, “ kata Merah. Ku jawab dengan gelengan kepala. 

Telpon berbunyi. Tertera nama Upi Asmaradhana di display flaxi. “ Hari ini kita harus tau perkembangan, wartawan fajar tidak datang. Bagaimana dengan sindo“ suara diseberang telpon berat. 

“ Ini masih cari tau, ngak ada nomornya sama saya anak Sindo, mungkin icha.. atau sebentar ku kabari ki, “ jawabku. Mati deh, sudah siang begini belum juga meng update perkembangan kasus. FATAL… buat data base, terlebih lagi tidak punya nomor kontak Ani dan Ichsan . GOOD JOB ANA….

“ Tidak pergi ji, “ kata Merah. DIa sudah menelpon dan menanyakan kabar. “ Sekarang bagaimana sikap kita, “ 

Jari telunjuk kiri kanan kuletakkan di jidad…sok ilmiah..” kita bikin stegmen atas nama Aji dan koalisi, “ 

“ Oke mainkan, “ Merah sepakat. 

Malamnya dengar rasa kantuk yang menyerang , ku kontak Rahamt Zena Sekertaris AJI Makassar untuk persetujuan dan stegmen Aji. “Empat Wartawan Makassar Akan Diperiksa Kasus Pencemaran Nama “ … 
NB : Naskah berita akan di folder.

Jumat, duabelas des duaribu delapan  

0 komentar:

Posting Komentar